Sabtu, 03 Maret 2012

Ulasan Perkuliahan Morfologi


         MORFOLOGI



AFIKSASI

  • Afiksasi adalah pengimbuhan kata
  •   Afik adalah imbuhan
 
Bagian dari afik:
1. Infik:sisipan
2. Prefik:morfem yang terletak diawal
    Contoh: sisipan el
3. Simulfik:peningkatan imbuhan
    Contoh:kopi-mengopi
4. Sufik:akhiran
5. Konfik:awalan dan akhiran
    Contoh:ber-an
    Seperti kata: bergetaran,perbuatan,kemenangan,perumahan.pemekaran dan lain-lain.

    Konfik: -    Apitan: seperti kata keguguran
-          Gabungan

Perbedaan apitan dan gabungan, adalah:
Apitan hadirnya serentak antara awalan dan akhiran  seperti kata:keguguran.
Gabungan hadirnya tidak serentak tetapi tetap dibaca satu-satunya.



NOMINA DAN PRONOMINA

Nomina merupakan  salah satu kelas kata yang menyatakan benda atau hal yang dibendakan. Seperti kata: kursi, meja dan lain-lain.

 Pronomina adalah kata ganti. Pronomina terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1.      Pronomina persona  tunggal: pertama tunggal, kedua tunggal, ketiga tunggal.
2.      Pronomina persona jamak:      kami, kita, mereka



Bahasa Indonesia
Bahasa Melayau
Keterangan
Saya
Aku
Menyatakan diri sendiri/pelaku utama.kata aku sering dipakai masyarakat trutama masyarakat kampung.
Dia
Dio
Menyetakan org kedua.Biasa banyak dipakai orang daerah siak.Karena logat bahasa siang banyak menggunakan vocal O
Mereka
Miko
Menyatakan orang jamak/lebih dari satu orang. Biasa banyak dipakai orang daerah siak.
Kita
Awak
Menyatakan orang jamak/lebih dari satu orang.Biasa dipakai orang -orang melayu.
Dia
Budak tu
Untuk menyatakan seseorang,budak disini bukan berarti seorang pekerja tetapi mewakili seseorang.
Saya
Saye
Menyatakan diri sendiri/pelaku utama.Biasa banyak digunakan oleh masyarakat Kepri karena masyarakat kepri dominan menggunakan vocal e.
Mereka
mike
Menyatakan orang jamak/lebih dari satu orang. Biasa banyak digunakan oleh masyarakat Kepri karena masyarakat kepri dominan menggunakan vocal e.




ADVERBIA

Adverbiah adalah kata yang menjelaskan verba, adjektifa, sifat atau adverbia lain.

ADVERBIA DARI SEGI BENTUKNYA

1.      Adverbia Tunggal
Adverbia Tunggal dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu adverbia yang berupa kata dasar dan adverbia yang berupa kata berafiks. 
1.      Adverbia yang berupa kata dasar/tunggal
Adverbia yang berupa kata dasar hanya terdiri atas satu kata dasar. Karena jenis adverbia dasar tergolong ke dalam kelompok kata yang keanggotaannya tertutup.
Contoh:     baru                 paling
                  hampir             segera

2.      Adverbia yang berupa kata berafiks Tunggal
Adverbia yang berupa kata berafiks diperoleh dengan menambahkan gabungan afiks se-nya atau afiks –nya pada kata dasar.

1.      Yang berupa penambahan gabungan afiks se-nya pada kata dasar. Contoh: Sebaiknya kita segera membayarkan pajak itu.
2.      Yang berupa penambahan –nya pada kata dasar. Contoh: Rasanya saya sudah melaporkannya kemarin.

3.        Adverbioa yang berupa kata ulang
Adverbial yang berupa kata ulang terdiri dari 4 macam, yaitu:
1.      Adverbia yang berupa pengulangan kata dasar:
Contoh: Anak itu pelan-pelan membuka matanya.

2.      Adverbia yang berupa pengulangan kata dasar dengan penambahan prefiks se-:
Contoh: Sepandai-pandai guru, ia tidak boleh meremehkan muridnya.

3.      Adverbia yang berupa pengulangan kata dasar dengan penambahan sufiks –an:
Contoh: Kami memarahinya habis-habisan kemarin.

4.      Adverbia yang berupa pengulangan kata dasar dengan penambahan gabungan afiks se-nya:
Contoh: Burung itu terbang setinggi-tingginya.

2.      Adverbia Gabungan
Adverbial terbagi menjadi 2 macam:
1.      Adverbia yang berdampingan:
Contoh: Lagi pula rumahnya beru jadi minggu depan.

2.      Adverbia tidak berdampingan:
Contoh: Kamu hanya membuang-buang waktu saja.

ADVERBIA DARI SEGI PERILAKU SINTAKTISNYA

Dibedakan menjadi empat macam posisi adverbial, yaitu:
1.      Adverbia yang mendahului kata yang diterangkan:
Contoh: Ia lebih tinggi dari pada adiknya.

2.      Adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan:
Contoh: Tampan nian kekasih barumu.

3.      Adverbia yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan:
Contoh: Mahal amat harga barang-barang itu.

4.      Adverbial yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan:
Contoh: Kami hanya menerima saja apa yang diberikannya.

ADVERBIA DARI SEGI PERILAKU SAMANTISNYA

            Dibedakan menjadi delapan jenis adverbia, yaitu:
1.      Adverbia Kualitatif
Adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat atau mutu.
Contoh: Saya paling suka makanan Jepang.

2.      Adverbia Kuantitatif
Adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah.
Contoh: Lukanya banyak mengeluarkan darah.

3.      Adverbia Limitatif
Adalah adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan.
Contoh: Obat itu hanya menghambat pertumbuhan penyakit.

4.      Adverbia Frekuentatif
Adalah adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbial itu. Kata yang tergolong adverbial ini, selalu, sering, jarang dan kadang-kadang.
Contoh: Kami selalu makan malam bersama-sama.

5.      Adverbia Kewaktuan
Adalah adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbial itu.
Contoh: Ayah baru diberhentikan dari jabatannya.

6.      Adverbia Kecaraan
Adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu berlangsung atau terjadi.
Contoh: Ikuti dia diam-diam dari belakang.

7.      Adverbia Kontrastif
Adalah adverbial yangn menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya.
Contoh: Siapa bilang dia kikir, justru dia yang menyumbang paing banyak.

8.      Adverbia Keniscayaan
Adalah adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya hal atau peristiwa yang dijelaskan adverbial itu.
Contoh: Kami pasti akan menemukannya nanti.

ADVERBIA KONJUNGTIF
           
            Adverbial Konjungtif adalah adverbial yang menghubungkan satu klausa atau kalimat dengan klausa atau kalimat yang lain.

a.       Menyatakan pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya. Seperti: biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian, sungguhpun demikian, walaupun demikian, dan meskipun demikian.
b.      Menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya. Seperti: kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya.
c.       Menyatakan hal, peristiwa, atau keadaan disamping hal, peristiwa, atau keadaan yang telah disebutkan sebelumnya. Seperti: tambahan pula, lagi pula, selain itu.
d.      Mengacu ke kebalikan dari yang telah dinyatakan sebelumnnya. Seperti: sebaliknya.
e.       Menyatakan bahwa yang digambarkan oleh predikasi kalimat adalah benar. Seperti: sesungguhnya, bahwasannya.
f.       Menyatakan penguatan terhadap peristiwa, hal, atau keadaan yang dinyatakan sebelumnya. Seperti: malah(an), bahkan.
g.      Menyatakan pertentangan dengan peristiwa, hala tau keadaan yang dinyatakan sebelumnya. Seperti: (akan) tetapi, anmun.
h.      Menyatakan keeksklusifan dan keinsklusifan. Seperti: kecuali itu.
i.        Menyatakan konsekuensi. Seperti: dengan demikian
j.        Menyatakan akibat. Seperti: oleh karena itu, oleh sebab itu.
k.      Menyatakan kejadian yang mendahului peristiwa, hal, atau keadaan yang dinyatakan sebelumnnya. Seperti: sebelum itu.



BATASAN VERBA DAN CIRI VERBA

            Ciri-ciri verba dapat diketahui dengan mengamati (1) prilaku semantis, (2) prilaku sintaksis, dan (3) bentuk morfologisnya.
a.       Verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau sebagai intipredikat dalam kalimat walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain.
Contoh: (1) Pencuri itu lari.
                                (2) Mereka sedang belajar di kamar.
                                (3) Bom itu seharusnya tidak meledak.
                                (4) Orang asing itu tidak akan suka masakan Indonesia
b.   Verba mengandung makna inheren perbuatan (aksi),proses,atau keadaan yang    bukan sifat atau kualitas.
c.     Verba,khususnya yang bermakna keadaan,tidak dapat diberi prefiks ter-yang berarti ‘paling’.Verba mati atau suka ,misalnya,tidak dapat diubah menjadi *termati atau *tersuka.
d.   Pada umumnya verba tidak dapat bergabung dengan kata-kata yang menyatakan makna  kesangatan.Tidak ada bentuk seperti *agak belajar,*sangat pergi,dan *bekerja seakali meskipun ada bentuk seperti sangat berbahaya ,agak mengecewakan ,dan mengharapkan sekali.

VERBA DARI SEGI PRILAKU SINTAKTISNYA

            Verba merupakan unsur yang sangat penting dalam kalimat karena dalam kebanyakan hal  verba berpengaruh besar terhadap unsur-unsur lain yang harus atau boleh ada dalam kalimat tersebut.Verba mendekat,misalnya,mengharuskan adanya subjek sebagai pelaku,tetapi melarang munculnya nomina dibelakangnya.Sebaliknya,verba mendekati mengharuskan adanya nomina dibelakangnya.Perilaku sintaktis seperti ini berkaitan erat dengan makna dan sifat ketransitifan verba.

1.      Pengertian Ketransitifan
            Dari segi sintaktisnya,ketransitifan verba ditentukan oleh dua faktor: (1) adanya nomina yang berdiri dibelakang verba yang berfungsi sebagai objek dalam kalimat aktif dan (2) kemungkinan objek itu berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. Dengan demikian, pada dasarnya verba terdiri atas verba transitif dan verba taktransitif. Verba taktransitif ada pula yang berproposisi.
a.       Verba Transitif
Verba transitif adalah verba yang memerlukan nomina sebagai objek dalam kalimat aktif, dan objek itu dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. Perhatikan contoh berikut.
            (5) ibu sedang membersihkan kamar itu.
            (6) Rakyat pasti mencintai pemimpin yang jujur.
            (7) Polisi harus memperlancar arus lalu lintas.
            (8) Polisi akan memberlakukan peraturan itu segera.
            (9) Sekarang orang sukar mencari pekerjaan.
Verba yang dicetak miring adalah contoh (5-9) adalah verba transitif.Masing-masing diikuti oleh nomina atau frase nominal,yaitu kamar itu,pemimpin yang jujur,arus lalu lintas,peraturan itu,dan pekerjaan.Nomina dan frasa nominal itu berfungsi sebagai objek yang dapat juga dijadikan subjek pada kalimat pasif seperti
            (5a) Kamar itu sedang dibersihkan oleh ibu.
            (6a) Pemimpin yang jujur pasti dicintai oleh rakyat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar